Saturday, October 24, 2015

Administrasi Barang (Pergudangan)




1.Menyebutkan Macam-macam kepemilikan gudang


A. Pergudangan negara

            Merupakan gudang yang dimiliki oleh negara yang difungsikan untuk menyimpan aset aset milik negara. Contohnya mulai dari senjata-senjata, logistik makanan sampai harta sitaan sitaan dari Negara


B.Pergudangan Perusahaan

            Merupakan gudang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang digunakan untuk menimbun atau menyimpan barangnya sebelum didistribusikan oleh perusahaan tersebut.

 1.  Secara umum, perencanaan gudang pabrik di dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:


a.       Gudang bahan baku

Gudang bahan baku atau gudang bahan mentah adalah tempat penyimpanan bahan baku atau bahan metah yang akan dipergunakan untuk proses produksi dalam pabrik oleh perusahaan yang bersangkutan. Banyaknya jumlah gudang bahan baku dalam masing-masing pabrik akan dipengaruhi oleh dua hal, yang pertama adalah banyak atau sedikitnya jenis bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan untuk keperluan proses produksinya, yang kedua adalah apakah masing-masing bahan baku dapat disimpan secara bersama-sama didlam gudang atau tidak. Banyak sedikitnya jumlah bahan baku yang akan disimpan di dalam gudang perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat penggunaan bahan baku untuk proses produksi, jumlah persediaan besi (safety stock) yang dipergunakan perusahaan, besarnya jumlah pembelian yang paling ekonomis, dana yang disediakan oleh perusahaan untuk investasi di dalam bahan baku, serta kebijaksanaanpersediaan bahan yang dipergunakan di dalam perusahaan.


b.      Gudang barang setengah jadi

Pada umumnya di dalam pelaksanaan proses produksi selalu terdapat bahan-bahan yang sudah mulai masuk kedalam proses produksi dalam perusahaan, namun belum dapat diselesaikan menjadi barang jadi. Barang setengah jadi ini tidak dapat dikategorikan sebagai bahan baku, atau barang jadi, sehingga diperlukan cara dan tempat penyimpanan secara tersendiri di luar bahan baku dan barang jadi. Dalam perusahaan yang menggunakan proses produksi terus-menerus, dimana mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh perusahaan adalah bersifat khusus, persoalan barang setengah jadi ini kadang-kadang tidak sempat terlihat di dalam pabrik. Hal ini disebabkan karena barang setengah jadi ini akan tertempel atau terikat pada mesin dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan. Namun berbeda bila perusahaan menggunakan proses produksi terputus-putus, di mana mesin dan peralatan produksi yang digunakan bersifat umum. Barang setengah jadi tidak selalu terikat atau tertempel dalam mesin dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan. Maka untuk kemudahan dalam pengawasan, proses produksi dilaksanakan sampai tingkat penyelesaian tertentu, baru diselesaikan menjadi produk akhir di kemudian hari.
 

c.       Gudang barang jadi

Gudang barang jadi merupakan gudang yang disiapkan oleh perusahaan untuk menyimpan barang jadi atau produk akhir dari perusahaan. Umunya semua perusahaan sudah mempersiapkan gudang barang jadi ini. Namun yang perlu mendapatkan perhatian adalah penentuan seberapa besar atau luas gudang yang akan  digunakan untuk menyimpan barang jadi, serta syarat apa saja yang diperlukan bagi penyiapan gudang tersebut.



2.      Metode Penyimpanan

Gudang pabrik tidak selalu tertutup, dapat dimungkinkan terdapat gudang pabrik yang terbuka. Gudang terbuka ini dapat digunakan untuk menyimpan bahan atau barang yang diperkirakan tidak mudah rusak oleh perubahan cuaca atau mungkin sebagai tempat penyimpanan yang jangka waktunya sangan pendek.

Adapun metode penyimpanan yang dibicarakan di sini adalah metode penyimpanan yang berada dalam ruangan tertutup atau di dalam sebuah bangunan gedung. Beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain:


a.       Kotak

Penyimpanan dengan menggunakan kotak pada umumnya dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan yang mempunyai bahan-bahan atau barang-barang yang perlu disimpan dalam bentuk dan ukuran yang relatif kecil. Bentuk dari bahan atau barang dapat beraneka ragam. Untuk masing-masing bahan atau barang tersebut dapat disediakan kotak-kotak tersendiri. Sebagai contoh dari bahan-bahan atau barang antara lain bahan dan peralatan elektronik (transistor, kapasitor, dan lain sebagainya), suku cadang kendaraan bermotor (busi, ring, mur, baut, dan lain sebagainya), dan lain sebagainya. 


b.      Papan rak

Apabila bahan-bahan atau barang yang disimpan di dalam gudang tersebut merupakan bahan atau barang degan ukuran yang agak besar maka penggunaan kotak untuk penyimpanan menjadi tidak cocok lagi. Untuk melakukan penyimpanan tersebut maka diperlukan rak yang lebih besar kemudian disusus atas papan rak yang disediakan. Papan rak ini dapat dibuat dari kayu maupun besi. Jika menggunakan kerangka besi akan terdapat kemudahan untuk mengatur tinggi dan rendahnya masing-masing rak tersebut karena sudah disediakan beberapa alternatif ketinggian papan. Hal ini akan sangat menguntungkan karena tinggi rendahnya papan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.  


c.       Rak

Pada umumnya rak ini akan berguna untuk menyimpan bahan atau barang yang mempunyai ukuran yang kecil tetapi panjang. Sebagai contoh misalnya untuk menyimpan pipa , besi plat dan lain sebagainya. Penyimpanan menggunakan rak ini agak berbeda dengan papan rak karena bahan atau barang yang akan disimpan cukup diatur di atasnya tanpa mempergunakan alat lain, sedangkan di papan rak diperlukan kotak-kotak untuk penyimpanan bahan tersebut.

Agar penyimpanan dengan mempergunakan rak ini dapat dilaksanakan dengan baik, bahan atau barang yang disimpan hendaknya dikelompokkan dengan ukuran panjang dan besar yang sama. Panjang dari rak yang akan dipergunakan untuk penyimpanan ini akan disesuaikan dengan panjang masing-masing kelompok bahan atau barang tersebut.


d.      Susunan atas Rak

Bahan atau barang seperti kertas, buku, barang-barang yang dibungkus dengan kotak pembungkus dapat disimapan dengan susunan atas rak. Besarnya daya tahan bahan atau barang tersebut terhadap berat beban di atasnya dapat disesuaikan dengan tingginya susunan masing-masing bahan tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka pada setiap ketinggian tertentu dipasang papan rak yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk masing-masing susunan ini.

 

3.      Pertimbangan dalam Perencanaan Gudang Pabrik

Dalam penyusunan perencanaan gudang pabrik, perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

a.       Penyimpanan Terpusat atau Terpisah

Dalam kebijaksanaan penyimpanan barang-barang atau bahan-bahan dalam perusahaan dikenal dua macam cara, yaitu terpusat dan terpisah. Masing-masing cara mempunyai kelebihan sendiri-sendiri sehingga perusahaan akan dapat memilih cara yang mana yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Beberapa kelebihan dari penyimpanan terpusat antara lain :

1.      Kemudahan menyusun perencanaan produksi.

2.      Kemudahan mengendalikan persediaan yang ada.

3.      Kemudahan mengendalikan kualitas bahan.

Sedangkan kelebihan penyimpanan terpisah antara lain:

1.      Kemudahan penegcekan terhadap barang yang disimpan.

2.      Kemudahan pengaturan penyimpanan.

3.       Efisiensi penggunaan gudang dengan baik.

b.      Ventilasi dan Pertukaran Udara

Dalam perencanaan gudang pabrik, manajemen perusahaan tersebut seharusnya mempersiapkan gudang pabrik dengan ventilasi dan pertukaran udara yang cukup. Hal ini akan sangat berpengaruh pada bahan-bahan maupun barang-barang yang ada dalam gudang pabrik, serta terhadap karyawan perusahaan yang bekerja dalam gudang tersebut.



c. Pergudangan Perorangan

            Pergudangan perorangan ini merupakan pergudangan milik pribadi. Pergudangan ini biasanya digunakan untuk menyimpan harta atau aset mereka masing masing ataupun untuk ia sewakan kepada pihak swasta yang ingin mencari gudang untuk mereka pakai



2. Mengumpulkan Dokumen-Dokumen Administrasi Gudang


A. Dokumen Administrasi Gudang

            Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam melakukan peng Administrasian barang di gudang adalah sebagai berikut:

a.     Tembusan Surat Order Pembelian yang diterima dari Bagian Pembelian



b.     Tembusan laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian penerimaan beserta barang yang  bersangkutan





c.      Surat order pengiriman barang yang diterima dari bagian order penjualan (penjualan kredit)



d.     Tembusan faktur yang diterima dari bagian order penjualan (penjualan tunai)





e.     Kartu gudang sebagai tempat mencatat mutasi kuantum tiap jenis barang



B. Format Administrasi Gudang

1. Format permintaan pengiriman barang.
Format yang akan mencatat secara keseluruhan. Dasar pembuatan permintaan barang ini berasal dari po yang dibuat sallesman.


2.Faktur penjualan.
Dokumen yang berisikan nama, alamat pelanggan, jumlah barang, nilai uangnya,diskon, dan tempo pembayaran. Faktur penjualan ini sebagai dasar untuk melakukan penagihan. Faktur penjualan ini bisa disebut juga piutang penjualan jika barangnya sudah dikirimkan.


3.Surat Jalan.
Dokumen yang dibuat berdasarkan PO yang diberikan salesman. Surat jalan ini akan dituliskan nama, alamat, jumlah barang dan ekspedisi pengirimnya. Surat jalan ini rangkap tiga, satu untuk penerima barang, satu untuk pihak ekspedisi, dan yang putih (asli) untuk distributor.


4.Berita acara penerimaan barang dari penyuplai.
Format yang memuat tentang berita acara penerimaan barang dari principal yang isinya adalah jumlah barang yang diterima, jumlah barang yang dikembalikan,nama, alamat, pihak ekspedisi yang mengirimkan, dan tanda tangan pejabat distributor.


5. Surat jalan dari principal.
Surat jalan yang dikirim pihak principal, berisi nama distributor, alamat distributor, jenis barang yang dikirimkan, pihak ekspedisi yang mengirimkan barang, pihak logistik principal dan kolom penerima barang di tempat tujuan (distributor)


6. Format produk rusak.
Format yang digunakan untuk memuat produk yang rusak yang dikembalikan dari pelanggan. berisi nama, alamat, jumlah dan salesman serta penerima barang itu dan yang menyerahkan barang itu.


7. Format permintaan sampel.
Format permintaan barang contoh yang berisi, nama peminta sampel, kolom persetujuan oleh sales supervisor, nama penerima dan pengirim produk itu serta jumlah produk dan jenisnya.


8.Format komplain kekurangan barang.
Format ini digunakan jika terjadi kekurangan barang di pelanggan. format ini akan berisi nama toko pengkomplain, alamat, kota, salesman, jenis barang, kode produksi pada karton dan pengemas, dan sales supervisor. serta pihak distributor penerima barang


9.Surat tanda terima.
Surat yang berisi nama pelanggan, penyerah barang dan penerima barang. Surat tanda terima ini biasanya untuk mengirimkan barang hadiah, atau barang-barang lainya yang memerlukan tanda terima.

Monday, July 20, 2015

Pengetahuan Produk


Bab 1 : Mengidentifikasi Atribut Barang & Jasa
1.1.        Pengertian Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa hampir semua yang termasuk produksi adalah benda nyata yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan.

 barang adalah suatu produk fisik yang berwujud (tangible) yang dapat diberikan pada  seorang pembeli dan melibatkan perpindahan kepemilikan dari penjual ke pelanggan. Barang memiliki ciri-ciri yaitu berwujud, memiliki nilai dan manfaat yang dapat dirasakan saat digunakan dan bila digunakan, nilai, manfaat dan bendanya sendiri dapat berkurang atau bahkan habis
jasa atau layanan menurut Phillip Kotler adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

1.2.        Karakteristik Produk
karakteristik produk adalah kondisi yang berbeda dari suatu produk dibandingkan para pesaingnya yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan. Setiap produk memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan setiapprodusen selalu berusaha menciptakan produk yang memiliki karakteristik tersendiri sehingga konsumen memiliki persepsi khusus terhadap produk tersebut. Banyaknya variasi produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan merupakan langkah untuk menghadapi persaingan dalam merebut pangsa pasar.

2.        Konsep Hirarki Produk

Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, pelayanan, dan jaminan (Gambar 6.2.)

http://3.bp.blogspot.com/-hJCxoNvO2no/ULTNu7uU9aI/AAAAAAAAArk/DsHHS0qvtjE/s1600/Konsep+Produk+Total.JPG


Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk (lihat Gambar 6.3), yaitu:

1 Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. Dalam bisnis perhotelan, manfaat utama yang dibeli para tamu adalah ‘istirahat dan tidur’. Untuk bioskop, para penonton sesungguhnya membeli ‘hiburan’.

2 Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). Contohnya, hotel merupakan suatu bangunan yang memiliki banyak ruangan untuk disewakan.

3 Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. Sebagai contoh, tamu hotel mengharapkan tempat tidur yang bersih, sabun dan handuk, air hangat, telepon, lemari pakaian, dan ketenangan.

4 Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing. Misalnya, hotel bisa menambahkan fasilitas TV, shampo, bunga-bunga segar, check-in dan check-out yang cepat, pelayanan kamar yang baik, dan lain-lain.

5 Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang. Misalnya hotel menambahkan fasilitas layanan internet, perekam video dengan kaset videonya, sepiring buah-buahan
segar, dan sebagainya.

http://4.bp.blogspot.com/-AYS9tWUaKxg/ULTN23dnpTI/AAAAAAAAArs/ej4GVNa1dvY/s1600/Tingkat+Tingkatan+%28Level%29+Produk.JPG


Setiap produk berkaitan secara hirarkis dengan produk-produk tertentu lainnya. Hirarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan item tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.

Hirarki produk terdiri atas tujuh tingkatan, yaitu:

1. Need family, yaitu kebutuhan inti/dasar yang membentuk product family. Contoh, rasa aman.

2. Produk family, yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti/dasar dengan tingkat efektivitas yang memadai. Contohnya, tabungan dan penghasilan.

3. Kelas produk (product class), yaitu sekumpulan produk di dalam produk family yang dianggap memiliki hubungan fungsional tertentu. Misalnya, instrumen finansial.

4. Lini produk (product line), yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat. Contohnya, asuransi jiwa. Hubungan yang erat ini bisa dikarenakan salah satu dari empat faktor berikut, yaitu:
a. Fungsinya sama.
b. Dijual kepada kelompok konsumen yang sama.
c. Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama.
d. Harganya berada dalam skala yang sama.

5. Tipe produk (product type), yaitu item-item dalam suatu lini produk yang memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak kemungkinan bentuk produk. Misalnya asuransi jiwa berjangka.

6. Merek (brand), yaitu nama yang dapat dihubungkan/diasosiasikan dengan satu atau lebih item dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter item tersebut. Contohnya, Asuransi Bumi Putera.

7. Item, yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya. Biasanya disebut pula stockkeeping unit atau varian produk. Misalnya, Asuransi Jiwa Bumi Putera yang dapat
diperbaharui.

1.4. Atribut Produk

Atribut Produk merupakan sesuatu yang melekat pada suatu produk. Atribut produk memegang peran yang sangat vital, karena atribut produk merupakan salah satu faktor yang dijadikan bahan pertimbangan oleh konsumen ketika akan membeli produk tersebut.
Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang produk itu sendiri. Agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian atribut produk, maka di bawah ini beberapa pengertian mengenai atribut produk menurut para ahli. Menurut Tjiptono (2007) atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Kemudian menurut Kotler dan Amstrong (2003) Atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur dari sebuah produk yang dipandang penting oleh konsumen dan mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian.

Manfaat Atribut Produk
Kotler dan Amstrong (2003) mengemukakan bahwa manfaat yang ditawarkan oleh atribut produk dalam bentuk:



1.    Kualitas Produk
Kualitas adalah salah satu alat penting bagi pemasar untuk menetapkan posisi. Kualitas mempunyai dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Ketika mengembangkan suatu produk, pemasar mula-mula harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran. Disini kualitas produk berarti kemampuan produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya. Selain tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga dapat berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi. Dalam konsisten yang tinggi tersebut kualitas produk berarti kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dan kekonsistenan dalam memberikan tingkatan kualitas yang dijanjikan.

2.    Fitur Produk
Sebuah produk yang ditawarkan dengan berbagai fitur. Sebuah model awal tanpa tambahan yang menyertai produk tersebut menjadi titik awalnya. Perusahaan yang dapat menciptakan model dari tingkat lebih tinggi dengan menambahkan berbagai fitur. Fitur adalah alat persaingan untuk membedakan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing.

3.    Gaya dan Desain Produk
Cara lain untuk menambah nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya semata-mata penampilan produk tertentu. Gaya mengedepankan tampilan luar dan membuat orang bosan. Gaya yang sensasional mungkin akan mendapatkan perhatian dan mempunyai nilai seni, tetapi tidak selalu membuat produk tertentu berkinerja lebih baik. Berbeda dengan gaya, desain bukan sekedar tampilan setipis kulit ari, desain masuk ke jantung produk. Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Gaya dan desain yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, memotong biaya produksi, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar sasaran.


Bab 2: Mengidentifikasi Spesifikasi Barang & Jasa
2.1.        Klasifikasi Produk
Produsen melakukan klasifikasi bertujuan utk memperoleh kekelompok produk yg berorilaku seragam atau hamper seragam. Klasifikasi yg paling umum dilakukan adalah membedakan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut di konsumsi. Menurut basis ini, produk dibedakan menjadi produk konsumen (consumer’s goods) dan produk industrial (industrial’s goods).

2.2.        Klasifikasi Barang Konsumen
Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir (individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang konsumen dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
1.      Convenience Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera dan memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembelianya. 
2.      Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya, dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.
3.      Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal.
4.      Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh onsumen atau kalaupun sudah diketahui oleh konsumen,  konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.

2.3.        Klasifikasi Barang Industri

Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk keperluan selain di konsumsi langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1.      Material and part, merupakan barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang.
2.      Capital Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi.
3.      Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk jadi.

2.4. Bauran Pemasaran Klasifikasi Barang
Adanya klasifikasi barang konsumen maupun barang industri menurut penekanan pada aspek bauran pemasaran yang berbeda. Penekanan aspek 4P (produk, harga, distribusi, dan promosi).
Atribut Produk
Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya.
Merek
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang,desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri,
manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga
menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan, yaitu: Sebagai identitas, Alat promosi, Untuk membina citra, Untuk mengendalikan bisnis.

Kemasan
Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi:
* Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya.
* Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya (seperti obat nyamuk, parfum), dan lain-lain.
* Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau untuk wadah lain.
* Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya.
* Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, atau mewah.
* Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung, dan ditangani.
* Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas.
* Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.
Pemberian Label – Labeling
Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk. Dengan demikian, ada hubungan erat antara labeling, packaging, dan branding.
Secara garis besar terdapat tiga macam label, yaitu:
1. Brand label, yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan.
2. Descriptive label, yaitu label yang memberikan informasi obyektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perawatan/perhatian dan kinerja produk, serta karakteristikkarakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk.
3. Grade label, yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualitas produk (product’s judged quality) dengan suatu huruf, angka, atau kata. Di Amerika, misalnya, buah persik dalam kaleng diberi label kualitas A, B, dan C, sedangkan jagung dan gandum diberi label 1 dan 2.
Layanan Pelengkap – Suplementari Services
Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan tipe yang lain, tetapi layanan pelengkapnya memiliki kesamaan. Layanan pelengkap dalam diklasifikasikan menjadi delapan kelompok, yaitu:
1. Informasi, misalnya jalan/arah menuju tempat produsen, jadwal atau skedul penyampaian produk/jasa, harga, instruksi rnengenai cara menggunakan produk inti atau layanan pelengkap, peringatan (warnings), kondisi penjualan/layanan, pemberitahuan adanya perubahan, dokumentasi, konfirmasi reservasi, rekapitulasi
rekening, tanda terima, dan tiket.
2. Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi, dan konsultasi manajemen/teknis.
3. Order taking, meliputi aplikasi (keanggotaan di klub atau program tertentu, jasa langganan, jasa berbasis kualifikasi misalnya perguruan linggi), order entry, dan reservasi (tempat duduk, meja, ruang, professional appointments, admisi untuk fasilitas yang terbatas contohnya pameran).
4. Hospitality, di antaranya sambutan, food and beverages, toilet dan kamar kecil, perlengkapan kamar mandi, fasilitas menunggu (majalah, hiburan, koran, ruang tunggu), transportasi, dan sekuriti.
5. Caretaking, terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang milik pelanggan yang mereka bawa (parkir kendaraan roda dua dan roda empat, penanganan bagasi, titipan tas, dan lain-lain), serta perhatian dan perlindungan atas barang yang dibeli
pelanggan (pengemasan, transportasi, pengantaran, instalasi, pembersihan inspeksi dan diagnosis, pemeliharaan preventif, reparasi dan inovasi, upgrades).
6. Exceptions, meliputi permintaan khusus sebelumnya penyampaian produk menangani komplain/pujian/saran, pemecahan masalah
7. Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk transaksi individual, laporan verbal mengenai jumlah rekening, mesin yang memperlihatkan jumlah rekening, dan self-billing.
8. Pembayaran, berupa swalayan oleh pelanggan, pelanggan berinteraksi dengan personil perusahaan yang menerima pembayaran, pengurangan otomatis atas rekening nasabah, serta kontrol dan verifikasi.
Jaminan / Garansi
Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, di mana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi (uang kembali atau produk ditukar), dan
sebagainya. Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan ada pula yang tidak tertulis. Dewasa ini jaminan seringkali dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk-produk tahan lama.

2.5. Konsumen Barang Industri
1. Konsumen Barang Industri memiliki lebih sedikit pembeli tetapi lebih besar nilainya.- Pelangan Barang industri lebih terkonsentrasi secara geografis.- Permintaan pembeli industri merupakan turunan dari permintaan konsumenakhir.- Permintaan di pasar industri lebih inelastic – kurang terpengaruh oleh perubahan harga jangka pendek.- Permintaan di pasar industri lebih berfluktuatif dan lebih cepat.
2.  Sifat unit pembelian.- Pembelian barang industri melibatkan lebih banyak pembeli.- Pembelian barang industri melibatkan usaha pembelian yang lebih professional.
3.  Berbagai tipe Keputusan dan Proses Pengambilan Keputusan.- Pembeli barang industri biasanya menghadapi pengambilan keputusan yangkompleks.- Proses pembelian industri lebih formal.- Dalam pembelian di pasar industri, penjual dan pembeli bekerja lebih erat dan membangun hubungan jangka panjang



2.6 Dimensi Klasifikasi Produk

Menurut Tjiptono (2008), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008) adalah:

1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.

2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya produk.

3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.

7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.

8. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.



Kemudian, menurut Vincent Gaspersz (2005 dalam Alma, 2011) dimensi-dimensi kualitas produk terdiri dari:

1. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
3. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.


Berdasarkan dimensi-dimensi diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu dimensi kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari produk memungkinkan untuk bisa memuaskan pelanggan sesuai harapan, adapun dimensi kualitas produk meliputi kinerja, estetika, keistimewaan, kehandalan, dan juga kesesuaian