Bab 1 : Mengidentifikasi Atribut
Barang & Jasa
1.1.
Pengertian Produk
Produk
adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa hampir
semua yang termasuk produksi adalah benda
nyata yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan.
barang adalah suatu produk fisik yang berwujud (tangible)
yang dapat diberikan pada seorang
pembeli dan melibatkan perpindahan kepemilikan dari penjual ke pelanggan.
Barang memiliki ciri-ciri yaitu berwujud, memiliki nilai dan manfaat yang dapat
dirasakan saat digunakan dan bila digunakan, nilai, manfaat dan bendanya
sendiri dapat berkurang atau bahkan habis
jasa atau layanan menurut Phillip Kotler adalah setiap
tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain
yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan
apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk
fisik.
1.2.
Karakteristik Produk
karakteristik produk
adalah kondisi yang berbeda dari suatu produk dibandingkan para pesaingnya yang
dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan. Setiap produk
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan setiapprodusen selalu berusaha
menciptakan produk yang memiliki karakteristik tersendiri sehingga konsumen
memiliki persepsi khusus terhadap produk tersebut. Banyaknya variasi produk
yang ditawarkan oleh suatu perusahaan merupakan langkah untuk menghadapi
persaingan dalam merebut pangsa pasar.
2.
Konsep Hirarki Produk
Secara
konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang
bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan
kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu, produk dapat pula
didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui
hasil produksinya. Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang,
kemasan, merek, label, pelayanan, dan jaminan (Gambar 6.2.)
Dalam
merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan
produk (lihat Gambar 6.3), yaitu:
1 Produk
utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan
akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. Dalam bisnis perhotelan,
manfaat utama yang dibeli para tamu adalah ‘istirahat dan tidur’. Untuk
bioskop, para penonton sesungguhnya membeli ‘hiburan’.
2 Produk
generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar
(rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). Contohnya, hotel merupakan
suatu bangunan yang memiliki banyak ruangan untuk disewakan.
3 Produk
harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan
berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati
untuk dibeli. Sebagai contoh, tamu hotel mengharapkan tempat tidur yang bersih,
sabun dan handuk, air hangat, telepon, lemari pakaian, dan ketenangan.
4 Produk
pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk yang
dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat
memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
Misalnya, hotel bisa menambahkan fasilitas TV, shampo, bunga-bunga segar, check-in
dan check-out yang cepat, pelayanan kamar yang baik, dan lain-lain.
5 Produk
potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan
untuk suatu produk di masa mendatang. Misalnya hotel menambahkan fasilitas
layanan internet, perekam video dengan kaset videonya, sepiring buah-buahan
segar, dan
sebagainya.
Setiap produk berkaitan secara hirarkis dengan
produk-produk tertentu lainnya. Hirarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar
sampai dengan item tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
Hirarki produk terdiri atas tujuh
tingkatan, yaitu:
1. Need family, yaitu kebutuhan inti/dasar yang
membentuk product family. Contoh, rasa aman.
2. Produk family, yaitu seluruh kelas produk
yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti/dasar dengan tingkat efektivitas yang
memadai. Contohnya, tabungan dan penghasilan.
3. Kelas produk (product class), yaitu
sekumpulan produk di dalam produk family yang dianggap memiliki hubungan
fungsional tertentu. Misalnya, instrumen finansial.
4. Lini produk (product line), yaitu sekumpulan
produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat. Contohnya, asuransi jiwa.
Hubungan yang erat ini bisa dikarenakan salah satu dari empat faktor berikut,
yaitu:
a. Fungsinya sama.
b. Dijual kepada kelompok konsumen yang sama.
c. Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama.
d. Harganya berada dalam skala yang sama.
5. Tipe produk (product type), yaitu item-item
dalam suatu lini produk yang memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak
kemungkinan bentuk produk. Misalnya asuransi jiwa berjangka.
6. Merek (brand), yaitu nama yang dapat
dihubungkan/diasosiasikan dengan satu atau lebih item dalam lini produk yang
digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter item tersebut. Contohnya,
Asuransi Bumi Putera.
7. Item, yaitu suatu unit khusus dalam suatu
merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga,
penampilan, atau atribut lainnya. Biasanya disebut pula stockkeeping unit atau
varian produk. Misalnya, Asuransi Jiwa Bumi Putera yang dapat
diperbaharui.
1.4. Atribut Produk
Atribut Produk merupakan sesuatu yang melekat
pada suatu produk. Atribut produk memegang peran yang sangat vital, karena
atribut produk merupakan salah satu faktor yang dijadikan bahan pertimbangan
oleh konsumen ketika akan membeli produk tersebut.
Atribut
produk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang produk itu sendiri. Agar
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian atribut produk, maka
di bawah ini beberapa pengertian mengenai atribut produk menurut para ahli.
Menurut Tjiptono (2007) atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
pembelian. Kemudian menurut Kotler dan Amstrong (2003) Atribut produk adalah
pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan
diberikan.
Berdasarkan
definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur
dari sebuah produk yang dipandang penting oleh konsumen dan mencerminkan
pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan pembelian.
Manfaat Atribut Produk
Kotler dan
Amstrong (2003) mengemukakan bahwa manfaat yang ditawarkan oleh atribut produk
dalam bentuk:
1.
Kualitas Produk
Kualitas
adalah salah satu alat penting bagi pemasar untuk menetapkan posisi. Kualitas
mempunyai dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Ketika mengembangkan
suatu produk, pemasar mula-mula harus memilih tingkat kualitas yang akan
mendukung posisi produk di pasar sasaran. Disini kualitas produk berarti
kemampuan produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya. Selain tingkatan
kualitas, kualitas yang tinggi juga dapat berarti konsistensi tingkatan
kualitas yang tinggi. Dalam konsisten yang tinggi tersebut kualitas produk
berarti kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dan kekonsistenan dalam
memberikan tingkatan kualitas yang dijanjikan.
2.
Fitur Produk
Sebuah produk yang ditawarkan dengan
berbagai fitur. Sebuah model awal tanpa tambahan yang menyertai produk tersebut
menjadi titik awalnya. Perusahaan yang dapat menciptakan model dari tingkat
lebih tinggi dengan menambahkan berbagai fitur. Fitur adalah alat persaingan
untuk membedakan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi
pesaingnya. Menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan
dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing.
3.
Gaya dan Desain Produk
Cara lain
untuk menambah nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang
khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya semata-mata penampilan
produk tertentu. Gaya mengedepankan tampilan luar dan membuat orang bosan. Gaya
yang sensasional mungkin akan mendapatkan perhatian dan mempunyai nilai seni,
tetapi tidak selalu membuat produk tertentu berkinerja lebih baik. Berbeda dengan
gaya, desain bukan sekedar tampilan setipis kulit ari, desain masuk ke jantung
produk. Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk
dan juga penampilannya. Gaya dan desain yang baik dapat menarik perhatian,
meningkatkan kinerja produk, memotong biaya produksi, dan memberikan keunggulan
bersaing di pasar sasaran.
Bab 2: Mengidentifikasi Spesifikasi Barang & Jasa
2.1.
Klasifikasi Produk
Produsen melakukan klasifikasi
bertujuan utk memperoleh kekelompok produk yg berorilaku seragam atau hamper
seragam. Klasifikasi yg paling umum dilakukan adalah membedakan berdasarkan
siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut di konsumsi. Menurut basis ini,
produk dibedakan menjadi produk konsumen (consumer’s goods) dan produk
industrial (industrial’s goods).
2.2.
Klasifikasi Barang
Konsumen
Barang
Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir
(individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang
konsumen dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
1. Convenience Goods merupakan barang yang
pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli),
dibutuhkan dalam waktu segera dan memerlukan usaha yang minimum dalam
perbandingan dan pembelianya.
2. Shooping Goods adalah barang yang
proses pemilihan dan pembelianya, dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai
alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding meliputi harga, kualitas, dan
model masing-masing. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.
3. Speciality goods adalah barang yang
memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok
konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang
ini terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik,
seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal.
4. Unsought goods adalah barang yang
tidak diketahui oleh onsumen atau kalaupun sudah diketahui oleh konsumen,
konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu nisan,
ensiklopedi, dan tanah pekuburan.
2.3.
Klasifikasi Barang
Industri
Barang
industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau
konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk keperluan selain di konsumsi
langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali.
Barang industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1.
Material and part, merupakan barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk
jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi
dan suku cadang.
2.
Capital Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi kemudahan
dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi.
3.
Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa yang memberi kemudahan
dalam mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk jadi.
2.4. Bauran Pemasaran Klasifikasi Barang
Adanya klasifikasi barang konsumen maupun barang industri menurut
penekanan pada aspek bauran pemasaran
yang berbeda. Penekanan aspek 4P (produk, harga, distribusi, dan promosi).
Atribut Produk
Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting
oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut
produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya.
Merek
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang,desain,
warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan
dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Pada
dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten
menyampaikan serangkaian ciri-ciri,
manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga
menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan, yaitu: Sebagai identitas, Alat promosi, Untuk membina citra, Untuk mengendalikan bisnis.
manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga
menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan, yaitu: Sebagai identitas, Alat promosi, Untuk membina citra, Untuk mengendalikan bisnis.
Kemasan
Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan
perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu
produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi:
* Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan,
berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya.
* Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya
supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya (seperti
obat nyamuk, parfum), dan lain-lain.
* Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi
kembali (refill) atau untuk wadah lain.
* Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk,
maupun desainnya.
* Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut,
atau mewah.
* Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung, dan ditangani.
* Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas.
* Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi
dan daur ulang.
Pemberian Label – Labeling
Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian
dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual.
Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan
etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk. Dengan demikian, ada
hubungan erat antara labeling, packaging, dan branding.
Secara garis besar terdapat tiga macam label, yaitu:
1. Brand label, yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan
pada kemasan.
2. Descriptive label, yaitu label yang memberikan informasi
obyektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perawatan/perhatian dan kinerja
produk, serta karakteristikkarakteristik lainnya yang berhubungan dengan
produk.
3. Grade label, yaitu label yang mengidentifikasi penilaian
kualitas produk (product’s judged quality) dengan suatu huruf, angka, atau kata.
Di Amerika, misalnya, buah persik dalam kaleng diberi label kualitas A, B, dan
C, sedangkan jagung dan gandum diberi label 1 dan 2.
Layanan Pelengkap – Suplementari
Services
Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan,
baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap.
Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan tipe
yang lain, tetapi layanan pelengkapnya memiliki kesamaan. Layanan pelengkap
dalam diklasifikasikan menjadi delapan kelompok, yaitu:
1. Informasi, misalnya jalan/arah menuju tempat produsen, jadwal atau
skedul penyampaian produk/jasa, harga, instruksi rnengenai cara menggunakan produk
inti atau layanan pelengkap, peringatan (warnings), kondisi penjualan/layanan,
pemberitahuan adanya perubahan, dokumentasi, konfirmasi reservasi, rekapitulasi
rekening, tanda terima, dan tiket.
rekening, tanda terima, dan tiket.
2. Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling
pribadi, dan konsultasi manajemen/teknis.
3. Order taking, meliputi aplikasi (keanggotaan di klub atau
program tertentu, jasa langganan, jasa berbasis kualifikasi misalnya perguruan
linggi), order entry, dan reservasi (tempat duduk, meja, ruang, professional
appointments, admisi untuk fasilitas yang terbatas contohnya pameran).
4. Hospitality, di antaranya sambutan, food and beverages, toilet
dan kamar kecil, perlengkapan kamar mandi, fasilitas menunggu (majalah,
hiburan, koran, ruang tunggu), transportasi, dan sekuriti.
5. Caretaking, terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang
milik pelanggan yang mereka bawa (parkir kendaraan roda dua dan roda empat,
penanganan bagasi, titipan tas, dan lain-lain), serta perhatian dan
perlindungan atas barang yang dibeli
pelanggan (pengemasan, transportasi, pengantaran, instalasi, pembersihan inspeksi dan diagnosis, pemeliharaan preventif, reparasi dan inovasi, upgrades).
pelanggan (pengemasan, transportasi, pengantaran, instalasi, pembersihan inspeksi dan diagnosis, pemeliharaan preventif, reparasi dan inovasi, upgrades).
6. Exceptions, meliputi permintaan khusus sebelumnya penyampaian produk
menangani komplain/pujian/saran, pemecahan masalah
7. Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk
transaksi individual, laporan verbal mengenai jumlah rekening, mesin yang memperlihatkan
jumlah rekening, dan self-billing.
8. Pembayaran, berupa swalayan oleh pelanggan, pelanggan berinteraksi
dengan personil perusahaan yang menerima pembayaran, pengurangan otomatis atas
rekening nasabah, serta kontrol dan verifikasi.
Jaminan / Garansi
Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas
produknya kepada konsumen, di mana para konsumen akan diberi ganti rugi bila
produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau
dijanjikan. Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi (uang
kembali atau produk ditukar), dan
sebagainya. Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan ada pula yang tidak tertulis. Dewasa ini jaminan seringkali dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk-produk tahan lama.
sebagainya. Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan ada pula yang tidak tertulis. Dewasa ini jaminan seringkali dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk-produk tahan lama.
2.5. Konsumen Barang Industri
1. Konsumen Barang Industri memiliki lebih sedikit pembeli tetapi lebih besar nilainya.- Pelangan Barang industri lebih terkonsentrasi secara geografis.-
Permintaan
pembeli
industri
merupakan
turunan
dari
permintaan
konsumenakhir.-
Permintaan
di pasar industri lebih
inelastic – kurang
terpengaruh
oleh
perubahan
harga
jangka
pendek.-
Permintaan
di pasar industri lebih berfluktuatif
dan lebih cepat.
2. Sifat unit
pembelian.-
Pembelian
barang industri
melibatkan
lebih
banyak
pembeli.-
Pembelian
barang industri
melibatkan
usaha
pembelian
yang lebih
professional.
3. Berbagai tipe Keputusan dan Proses
Pengambilan
Keputusan.-
Pembeli
barang industri
biasanya
menghadapi
pengambilan
keputusan
yangkompleks.-
Proses pembelian
industri
lebih
formal.- Dalam
pembelian
di pasar industri, penjual dan pembeli bekerja lebih erat dan membangun
hubungan
jangka
panjang
2.6 Dimensi Klasifikasi Produk
Menurut Tjiptono (2008), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008) adalah:
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
8. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.
Kemudian, menurut Vincent Gaspersz (2005 dalam Alma, 2011) dimensi-dimensi kualitas produk terdiri dari:
1. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
3. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
Berdasarkan dimensi-dimensi diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu dimensi kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari produk memungkinkan untuk bisa memuaskan pelanggan sesuai harapan, adapun dimensi kualitas produk meliputi kinerja, estetika, keistimewaan, kehandalan, dan juga kesesuaian
bab 3nya lah
ReplyDelete